HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI


HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

Penulis : Nurlinda Putri
IA S1 Keperawatan
C1AA18085

            Diindonesia tingakat terjadinya keputihan sangat tinggi, karena karena Indonesia merupakan kawasan daerah beriklim tropis, sehingga jamur mudah untuk tmbuh dan berkembang hal tersebut menyebabkan banyaknya kasus keputihan pada perempuan Indonesia.
Pengertian personal hygiene secara etimologi, kata Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang berarti perorangan dan hygiene berarti sehat. Menurut Personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (potter, 2006). Jadi, personal hygiene adalah cara merawat diri untuk kesejahteraan fisik dan psikis seseorang tidak dapat melakukan kegiatan personal hygiene bisa dikarenakan kondisi fisik dan psikis tubuh nya.
            Keputihan adalah keluarnya cairan dari lubang vagina, cairan tersebut keluar baik secara normal maupun abnormal. Ciri cairan keputihan yang normal yaitu umumya tidak berwana, berbau, tidak meimbulkan gatal, nyeri, keputihan yang normal keluar pada saat akan dan sesudah menstruasi atau pada saat tubuh mengalami stres dan kelelahan Sedangkan kepuithan yang abnormal biasanya berbau, cairan keputihan relative banyak, keputihan sering terjadi meyebabkan gatal dan cairan keputihan berwarna (seperti kuning, hijau, abu-abu menyerupai susu/yoghurt). Keputihan yang abnormal paling umum disebabkan oleh bakteri vaginosis (BV) serta dapat juga disebabkan oleh parasit, jamur, kuman, ataupun virus. Selain dari hal tersebut keputihan juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu personal hygiene yang kurang, penggunaan sabun antiseptik, pergantian celana dalam, pergantian pembalut saat menstruasi dan pergantian pantyliner (Wahyuni, S., & Endang S, 2011) dalam (Hirza A.N, 2018).
Berdasarkan data penelitian Medica dolistik  tahun 2008 menunjukkan bahwa 75% wanita di dunia mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya dapat mengalami keputihan sebanyak 2 kali atau lebih (Medica dolistik, 2008). Masalah keputihan di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa pada tahun 2002, 50% wanita Indonesia pernah mengalami keputihan, kemudian pada tahun 2003, 60% wanita pernah mengalami keputihan, sedangkan 2004 hampir 70% wanita (Katharini, 2009).  Gejala keputihan juga sering dialami oleh remaja putri yang berumur 15-24 tahun, presentase keputihan yang dialami oeh reamja yaitu sekitar 31,8%. Hal ini menunjukan bahwa remaja lebih beresiko untuk terjadi keputihan. (Azizah Noor, 2015).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yuli Irnawati pada remaja putri di Desa Winong Kecamatan Pati didapatkan hasil sebanyak 38 orang (46,%) tidak mengalami keputihan 9 orang (11,0%) diantaranya memiliki personal hygiene yang baik. Dan ada 44 orang (53,7%) yang mengalami keputihan, 27 orang (32,9%) diantaranya memiliki personal hygiene yang kurang. Berdasarkan data hasil penelitan menujukkan bahwa perilaku personal hygiene yang kurang baik mempengaruhi timbulnya keputihan dikarenakan dapat mempengaruhi terjadinya perubahan keasaman didaerah vagina (Nurwinda Saputri, 2018). Hal tersebut sesuai dengan teori (Zubier, 2002) bahwa perubahan keasaman daerah vagina berkaitan dengan keputihan, karena dapat mengakibatkan pH vagina tidak seimbang. Ketidakseimbangan pH dalam vagina akan mengakibatkan tumbuhnya jamur dan kuman, sehingga dapat terjadi infeksi yang akhirnya mengakibatkan keputihan.


DAFTAR PUSTAKA


Munawaroh, M., Cicilia, W., Sutanto, P. H., (2017). Hubungan personal hygine dengan kejadian keputihan pada remaja putri kelas viii di mtsn ngemplak, sleman, yogyakarta tahun 2016. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan. Vol 9; No. 1. PP. 511 -518.
Saputri, N., (2018). Hubungan antara perilaku personal hygiene dengan timbulnya keputihan pada remaja putri. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol 7; No. 1. PP. 7-12.
Prameswari, E. V.,  Indra , Y., Nilatul, M., ( 2018). The relation of stress level with fluor albus for teenage girls at smp taman siswa mojokerto. International Journal Of Nurs ing and Midwifery Science ( IJNMS). Vol 2; No. 2. PP. 155-158.
Amalokwu S, Okonta PI, Ebunu E, (2019). Prevalence of bacterial vaginosis among antenatal attendees with abnormal vaginal discharge in a secondary health facility in Delta State, Nigeria. Trop J Obstet Gynaecol. Vol 36; No. 1. PP 85-88.
Yuli, I., (2019). Hubungan personal hygiene dan penggunaan cairan pembersih vagina dengan kejadian keputihan pada remaja putri di desa winong kecamatan pati  kabupaten patiJurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Stikes Bakti Utama Pati. Vol 10; No. 1. PP. 60-70.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angka Bebas Jentik (ABJ) Indonesia Tahun 2010-2019 oleh Kelompok 13